Cor atau
jantung adalah salah satu organ tubuh dengan peranan vital. Organ ini
mengumpulkan darah yang terdeoksigenasi (sedikit oksigen) kemudian membawa ke
pulmo atau paru-paru untuk mendapatkan oksigen dan melepas karbon dioksida sehingga
darah menjadi teroksigenasi (banyak oksigen). Kemudian Cor memompa darah
tersebut ke seluruh tubuh sehingga jaringan dan organ lain dapat mendapatkan
nutrisi yang adekuat.
Posisi cor
terhadap dinding thorax. Cor terletak di cavum thoracica, tepat di belakang sternum. Kemudian
cerminan posisi cor pada dinding thorax dapat dilihat seperti gambar berikut.
Batas-batas
cor
Dexter
: dari SIC II linea parasternalis dextra hingga tepi caudal costae
V linea parasternalis dextra.
Caudal
: dari tepi caudal costae V linea parasternalis dextra hingga SIC V
& satu jari ke medial linea midclavicularis sinistra
Sinister
: dari SIC V & satu jari ke medial linea midclavicularis sinistra
hingga SIC II linea parasternalis sinistra.
Cranial
: dari SIC II linea parasternalis sinistra hingga SIC II linea
parasternalis dextra
Secara
anatomi, cor terbagi atas empat ruang besar. Secara berurutan berdasarkan
lewatnya darah, empat ruang tersebut adalah Atrium Dextrum, Ventriculus Dexter,
Atrium Sinistrum, dan Ventriculus Sinister. Untuk mempermudah pemahaman
mengenai anatomi cor, maka pembahasan anatomi akan berdasarkan ruang dari cor
tersebut.
a.
Atrium Dextrum
Dalam satu
siklus peredaran darah, atrium dextrum (kanan) merupakan ruang dari cor yang
pertama dialiri aliran darah. Atrium dextrum mengumpulkan vasa darah yang
terdeoksigenasi dari seluruh tubuh. Vena yang bermuara ke atrium dextrum antara
lain adalah v. Cava superior, v. Cava inferior, sinus coronarius, dan v. Cordis
minima.
Letak dari
atrium dextrum ada di sebelah carnioventral dari cor. Atrium dextrum kemudian
akan mengalirkan darah menuju ke ventriculus dexter melalui valva
atrioventricularis dexter atau lebih dikenal dengan valva trikuspidalid.
b.
Ventriculus Dexter
Di antara
atrium dan ventriculus baik itu dexter maupun sinister, terdapat suatu bangunan
bernama annulus fibrosus. Di dalam annulus fibrosus terdapat suatu pintu
penghubung antara atrium dan ventriculus bernama ostium atrioventriculare. Pada
ostium atrioventriculare terdapat katub yang disebut valva. Pada dexter, valva
ini dinamakan trikuspidalis karena terdiri dari tiga cuspis (daun katub).
Sedang pada sinister, valvanya disebut bikuspidalis karena terdiri dari tiga
cuspis. Namun di klinis, valva bikuspidalis lebih dikenal dengan sebutan valva
mitralis.
Cuspis pada
valva atrioventricularis akan berhubungan dengan serabut-serabut bernama chorda
tendineae, yang kemudian akan berhubungan dengan suatu susunan otot bernama
musculus papillares. Fungsi dari struktur ini adalah untuk mengatur agar katub
atrioventrivularis menutup saat ventriculus berkontraksi.
Setelah
berada di atrium dextrum, darah akan mengalir menuju ke ventriculus dexter
melalui valva trikuspidalis. Ketika ventriculus berkontraksi, darah akan
dipompa menuju truncus pulmonalis yang kemudian akan mengalir menuju arteri
pulmonalis dan berakhir di pulmo.
Pada truncus
pulmonalis terdapat valvula semilunaris pulmonaris, sebuah katub yang mencegah
agar aliran darah dari arteri pulmonalis tidak kembali menuju ventriculus
dexter.
c.
Atrium Sinistrum
Darah
teroksigenasi dari pulmo akan kembali menuju cor melalui empat buah vena
pulmonalis, yaitu dua vena pulmonalis dexter dan dua vena pulmonalis sinister.
Struktur
dari atrium sinistrum hampir sama dengan atrium dextrum. Antara atrium dextrum
dan sinistrum terdapat suatu dinding disebut septum interatriale. Pada fetus,
dinding ini terdapat lubang yang disebut foramen ovale. Lubang ini memungkinan
darah dari atrium dextrum langsung menuju atrium sinistrum dan beredar ke
seluruh tubuh tanpa melalui pulmo, hal ini karena pulmo fetus masih belum
berfungsi dan kolaps. Pada neonatus, foramen ini akan menghilang dan
meninggalkan jejak berupa dataran yang disebut fossa ovale.Atrium sinistrum
mengalirkan darah menuju ventriculus sinister melalui valva mitralis.
d.
Ventriculus Sinister
Ruang
terakhir dari cor, dan yang akan mengalirkan darah menuju ke seluruh tubuh.
Ventriculus sinister mendapatkan darah teroksigenasi dari atrium sinistrum.
Struktur ventriculus sinister mirip dengan ventriculus dexter, namun
ventriculus sinister mempunyai ruang yang lebih besar dari ventriculus dexter.
Hal ini karena ventriculus sinister akan memompa darah ke peredaran darah
sistemik di seluruh tubuh melalui aorta ascendens.Pada aorta terdapat katup juga
yang disebut valvula semilunaris aorta. Valvula semiluaris aorta memiliki tiga
cuspis, berfungsi agar aliran darah di aorta ascendens tidak kembali ke
ventriculus sinister.
2.
Histologi Jantung
Secara umum,
ketika kita memotong dinding cor atau jantung secara melintang, maka akan
terlihat struktur umum dari dinding cor. Struktur ini terdiri dari tiga
lapisan, yaitu endocardium, miocardium, dan epicardium. Nama lain dari
epicardium adalah visceral pericardium. Pericardium parietal berada di sebelah
luar dari epicardium, namun tidak secara langsung. Di antara epicardium dan
pericardium terdapat suatu celah yang dinamakan cavitas pericardii.
a.
Endocardium
Merupakan
lapisan yang melapisi bagian dalam dari dinding cor.Struktur yang ada pada
endocardium adalah lapisan epitel squamous simplex.
b.
Miocardium
Miocardium
terdiri dari sel otot jantung , merupakan penyusun utama dari dinding cor.
Selain sel otot-sel otot jantung, pada miocardium juga terdapat pembuluh darah
dan nervus.
c.
Epicardium
Merupakan
lapisan yang melapisi bagian luar dari dinding cor. Terdiri atas dua lapisan,
yaitu mesotelium di bagian paling luar, dan jaringan ikat areolar yang
menghubungkan epicardium dengan miocardium. Epicardium merupakan membran
serosa.
d.
Pericardium
Di sebelalh
luar dari epicardium terdapat suatu lapisan lagi. Namun karena lapisan ini
tidak secara langsung menyusun dinding cor, maka biasanya tidak dimasukkan
dalam lapisan penyusun dinding cor. Lapisan fibrosa ini disebut pericardium.
Tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu mesotelium, jaringat ikat areolar, dan
jaringan ikat fibrosa. Lapisan antara epicardium dan pericardium disebut
cavitas pericardii.
Jaringan Sel
otot Jantung
Sel-sel otot
jantung satu sama lain akan terhubungkan melalui discus intercalatus. Pada
discus intercalatus, sel-sel otot jantung akan dikunci dengan rapat oleh
desmosom dan terhubungkan oleh gap junction. Desmosom menghubungakn getaran
antar sel dan juga sebagai perantara dari potensial aksi. .
Perbedaan
antara sel otot jantung dengan sel otot rangka antara lain sebagai berikut :
a.
Ukuran yang lebih kecil
b.
Nukleus terletak central dan single
c.
Terdapat percabangan atau anastomose
d.
Adanya
discus intercalatus
3.
Fisiologi Jantung
Pada satu
siklus kontraksi jantung (detak jantung) terlibat dua jenis tipe sel, yaitu sel
konduksi dan sel kontraksi. Sel konduksi adalah sel yang mempunyai peranan
dalam penghantaran stimulus. Sedangkan sel kontraksi adalah sel yang berperan
dalam kontraksi jantung secara keseluruhan.
Setiap detak
jantung diawali oleh adanya potensial aksi yang terjadi di suatu pacemaker
bernama sinoatrial nodes. Kemudian stimulus ini akan menuju ke atrioventricular
nodes melalui jalur internodal. Kemudian dari AV nodes stimulus akan berjalan
menuju septum interventriculare dan akan menuju ke sel konduksi, yaitu sel
purkinje. Dari sel inilah akan terjadi kontraksi ventriculus.
Sistema Conducens
Sistem
konduksi merupakan suatu sistem yang membuat jantung dapat berdetak. Meskipun
satu siklusnya sangat singkat, yaitu sekitar 370 ms (milisecond) namun ini
merupakan suatu peristiwa yang sangat kompleks.
Elemen dari
sistem konduksi antara lain adalah
a.
Sinoatriale Nodes (SA Nodes)
b.
Atrioventriculare Nodes (SA Nodes)
c.
Bundle His dan sel konduksi
d.
Serabut
Purkinje dan sel kontraksi
Sinoatriale
Nodes (SA Nodes)
Detak
jantung tidak dipengaruhi oleh rangsang hormonal dan neuronal, sehingga disebut
automaticity atau autorhythmicity. Langkah pertama dari satu kontraksi jantung
berasal dari suatu elemen bernama Sinoatriale Nodes.
SA Nodes
terletak di dinding atrium dextrum. Stimulus pertama untuk terjadinya kontraksi
jantung adalah terjadinya potensial aksi secara reguler di Sinoatriale Nodes.
Potensial aksi yang terjadi sendiri ini muncul karena adanya ketidakseimbangan
dari resting potential atau potensial istirahat pada sel di SA Nodes.
Ketidakseimbangan inflow natrium dan outflow kalium pada resting potensial
inilah yang akan menimbulkan depolarisasi, yang akhirnya akan menimbulkan
potensial aksi. Tingkat depolarisasi di SA Nodes mencapai 80-100 kali per
menit.
Atrioventriculare
Nodes (AV Nodes)
Stimulus
pada SA Nodes kemudian akan menjalar ke ke segala arah di atrium. Stimulus ini
hanya akan menjalar di atrium dan tidak ke ventriculus karena ada skeleton
cordis yang akan mem-block stimulus.
Kemudian
stimulus tersebut akan menuju ke suatu elemen bernama atrioventrulare Nodes
atau AV Nodes melalui internodal pathway. Namun ketika stimulus mencapai AV
Nodes terjadi suatu delay selama 100 ms. Adanya delay ini membuat atrium dapat
berdetak secara optimal sehingga darah akan masuk ke ventriculus dari atrium.
Bundle His
Setelah stimulus
masuk ke AV Nodes makan AV Nodes akan meneruskan stimulus ini menuju ke sel
konduksi yang ada di septum interventriculare pars membranacea. Susunan dari
sel konduksi ini dinamakan bundle His. Stimulus akan berjalan pada bundle His,
dan kemudian akan merangsang serabut purkinje yang merupakan sel kontraksi
serta musculus papillares.
Serabut
Purkinje
Stimulus
oleh bundle his kemudian akan diterima oleh serabut purkinje dan musculus
papillares. Rangsangan langsung ke musculus papillares ini penting karena
musculus papillares akan menegangkan chorda tendineae sehingga cuspis pada
valva atrioventricularis baik yang trikuspidalis ataupun mitralis akan menutup
ketika terjadi kontraksi ventriculus. Akibatnya darah tidak akan balik menuju
atrium.
Sel-sel
purkinje yang menerima rangsang dari bundle his akan berespon cepat. Ini karena
ukuran serabut purkinje yang lebih besar dari sel konduksi di bundle his. Arah
rangsang di serabut purkinje adalah dari bagian apek menuju ke basis. Ini
berarti kontraksi ventriculus pertama kali terjadi di apex lalu menjalar ke
basis. Akibat dari kontraksi ini maka darah akan dipompa menuju ke atas, yaitu
menuju aorta dan truncus pulmonalis.
4.
Nyeri Dada
Nyeri dada
merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebahagian
besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh
penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat
tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta
anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta
faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. Salah satu bentuk nyeri dada
yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang merupakan gejala
penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan
kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih
lanjut dan penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka
perlu juga lebih dulu mengenal macam – macam jenis nyeri dada yang disebabkan
oleh berbagai penyakit lain.
a.
Macam- macam nyeri dada
Ada 2 macam
jenis nyeri dada yaitu:
-
Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada
pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti
ditusuk. Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila
menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan. Nyeri berasal dari dinding
dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar, diafragma, mediastinum
dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan oleh difusi
pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik;
pneumotoraks dan penumomediastinum.
-
Nyeri dada non pleuritik
Nyeri dada
non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat
lain. Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
1.
Kardial
™Iskemik miokard akan menimbulkan
rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah
ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga
dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau
tanpa nyeri dada substernal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan
terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan
apakah nyeri berasal sari miokard. Karena rangsangan saraf melalui medula
spinalis T1-T4 yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari
sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard
tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner
aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Ada 3 sindrom iskemik yaitu :
FAngina stabil ( Angina klasik,
Angina of Effort): Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja.
Berlangsung hanya beberapa menit dan menghilang dengan nitrogliserin atau
istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara yang dingin,
reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
FAngina tak stabil (Angina preinfark,
Insufisiensi koroner akut): Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah
sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul waktu istirahat
atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
FInfark miokard: Iskemik miokard yang
berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark miokard. Nyeri dada
berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda
dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan
aktivitas fisik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam.
Disamping itu juga penderita mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat.
Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzym jantung.
™Prolaps katup mitral dapat
menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat berlangsung
sebentar maupun lama. Adanya murmur akhir sistolik dan mid sistolik-click
dengan gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
™Stenosis aorta berat atau
substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri dada
iskemik.
2.
Perikardikal
Saraf
sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma.
Nyeri perikardila lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi
dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu dan punggung. Nyeri bisanya seperti
ditusuk dan timbul pada aktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau
bergerak. Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan
tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina.
Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan
punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.
3.
Aortal
Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko
tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan
yang hebat timbul tiba- tiba atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat
menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke
daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya
pendesakan.
4.
Gastrointestinal
Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan nyeri
esofageal. Neri esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu
dan kadang – kadang ke bawah ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai
nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi gaster
kadang–kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga mengacaukan nyeri
iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama- sama dengan
disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang
dengan antasid adalah khas untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal
secara serial, esofagogram, test perfusi asam, esofagoskapi dan pemeriksaan
gerakan esofageal dapat membantu menegakan diagnosa.
5.
Muskuloskletal
Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering
menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik,
berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu exercise. Seperti halnya nyeri
pleuritik. Neri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam. Nyeri otot juga
timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak
demikian.
6.
Fungsional
Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa tidak enak
di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati. Gangguan emosi tanpa
adanya klealinan objektif dari organ jantung dapat membedakan nyeri fungsional
dengan nyeri iskemik miokard.
7.
Pulmonal
Obstruksi
saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat
menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru
akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal. Bila disertai
dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral
primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada
waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang
menyebar ke pleura, organ medianal atau dinding dada.
Struktur internal jantung
Secara
internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian,
dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah
tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding
jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga,
serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding
serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan
gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang
lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki
pembuluh darah.
Tiap serambi
dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup.
Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan
katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup
berdaun dua).
Cara Kerja Jantung
Pada saat
berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang
kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari
ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui
pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara
di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya
dialirkan kembali ke jantung.
Darah yang
kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri.
Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru.
Darah dalam
atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui katup
bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
a.
Anatomi jantung,
Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah
antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di sebelah posterior. Posisi
jantung tepat berada di tengah. Namun bagian apexnya terletak di sebelah kiri,
sehingga pada waktu berkontraksi kita dapat merabanya pada dada bagian kiri.
(Sherwood, 2001)
Jantung terbagi menjadi 2 atrium (atrium dextra dan
atrium sinistra) dan 2 ventrikel (ventrikel dextra dan ventrikel
sinistra). Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar
(arteria pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung. Secara anatomi,
atrium terpisah terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh
suatu annulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat
meletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun
otot.(Sylvia Prince,2006)
b.
Fisiologi jantung
Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang terpisah yaitu
bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri. Bagian dextra memompa darah dari
seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian sinistra memompa
darah dari pulmo menuju seluruh tubuh.
Jantung dibagi menjadi 4 ruang. 2 atrium, 2 ventrikel.
Diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra ada sekat atrioventrikel (bikuspidal).
Sedangkan antara atrium dextra dan ventrikel dextra sekatnya trikuspidal.
Diantara 2 belahan jantung agar darah arterial dan venosa tidak tercampur juga
ada sekat yang dinamakan septum. (Sherwood, 2001)
c.
Histologi Jantung
Jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar
yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium dan terdiri dari 3 tipe otot yang
utama, yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot khusus penghantar
rangsangan. Otot jantung bergaris-garis dengan pola yang sama dengan pola yang
terdapat pada otot rangka yang khas. Otot jantung memiliki miofibril-miofibril
yang mengandung aktin dan myosin.
Jantung terdiri dari 2 sinsisium; sinsisium atrium dan
sinsisium ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
(Guyton, et al 2001)
Persyarafan
Pada Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler banyak terdapat serabut-serabut
saraf sistem saraf otonom yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem
parasimpatis dan simpatis. Keduanya mempunyai efek yang saling berlawanan
dalam kerja jantung. Didalam persyarafan jantung terdapat 2 buah sensor
utama yaitu baroreseptor dan kemoreseptor. Baroreseptor terletak di
lengkung aorta dan sinus karotikus. Fungsinya adalah untuk menghambat
aktivitas jantung dan menurunnya tekanan arteria memulai refleks kegiatan
jantung. Sedangkan kemoreseptor terletak dalam badan karotis dan badan
aorta. Fungsinya untuk meningkatkan aktifitas jantung dengan adanya rangsangan
dari medulla oblongata.
Pusat kardioregulator menerima impuls dari
baroreseptor dan kemoreseptor, dan kemudian meneruskannya ke jantung dan
pembuluh darah melalui serabut saraf parasimpatis (nervous vagus) dan simpatis
(nervous kardiak).
Saraf
Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis dipersarafi oleh nodus
sinoatrialis, otot-otot atrium, dan nodus atrioventrikularis melalui nervous
vagus dan meluas sampai ke otot vetrikel. Saraf parasimpatis bekerja
dalam menghambat kerja jantung. Stimulasi dari serabut ini menyebabkan
pelepasan asetilkolin yang memperantarai transmisi impuls saraf pada reseptor
jantung. Respon terhadap stimulasi parasimpatis disebut stimulasi
vagal dimana stimulasi ini mampu menurunkan frekuensi denyut jantung sampai
benar-benar hilang.
Saraf
Simpatis
Serabut saraf simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi
dan miokardium, dan pada otot polos pembuluh darah. Kerja saraf simpatis
menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus atrioventrikularis, dan peningkatan kontraksi miokardium, dan vasodilatasi.
menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus atrioventrikularis, dan peningkatan kontraksi miokardium, dan vasodilatasi.
Saraf simpatis dan parasimpatis bekerja bersama dalam
menstabilkan tekanan darah arteria dan curah jantung untuk mengatur aliran
darah sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Rangsangan pada saraf simpatis
dan dengan hambatan pada saraf parasimpatis dapat meningkatkan curah jantung
dan tekanan arteria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar