12.06.2012

Jantung


1.       Anatomi Jantung
Cor atau jantung adalah salah satu organ tubuh dengan peranan vital. Organ ini mengumpulkan darah yang terdeoksigenasi (sedikit oksigen) kemudian membawa ke pulmo atau paru-paru untuk mendapatkan oksigen dan melepas karbon dioksida sehingga darah menjadi teroksigenasi (banyak oksigen). Kemudian Cor memompa darah tersebut ke seluruh tubuh sehingga jaringan dan organ lain dapat mendapatkan nutrisi yang adekuat.
Posisi cor terhadap dinding thorax. Cor terletak di cavum thoracica, tepat di belakang sternum. Kemudian cerminan posisi cor pada dinding thorax dapat dilihat seperti gambar berikut.


Batas-batas cor
Dexter    : dari SIC II linea parasternalis dextra hingga tepi caudal costae V linea parasternalis dextra.
Caudal   : dari tepi caudal costae V linea parasternalis dextra hingga SIC V & satu jari ke medial linea midclavicularis sinistra
Sinister   : dari SIC V & satu jari ke medial linea midclavicularis sinistra hingga SIC II linea parasternalis sinistra.
Cranial   : dari SIC II linea parasternalis sinistra hingga SIC II linea parasternalis dextra
Secara anatomi, cor terbagi atas empat ruang besar. Secara berurutan berdasarkan lewatnya darah, empat ruang tersebut adalah Atrium Dextrum, Ventriculus Dexter, Atrium Sinistrum, dan Ventriculus Sinister. Untuk mempermudah pemahaman mengenai anatomi cor, maka pembahasan anatomi akan berdasarkan ruang dari cor tersebut.
a.      Atrium Dextrum
Dalam satu siklus peredaran darah, atrium dextrum (kanan) merupakan ruang dari cor yang pertama dialiri aliran darah. Atrium dextrum mengumpulkan vasa darah yang terdeoksigenasi dari seluruh tubuh. Vena yang bermuara ke atrium dextrum antara lain adalah v. Cava superior, v. Cava inferior, sinus coronarius, dan v. Cordis minima.
Letak dari atrium dextrum ada di sebelah carnioventral dari cor. Atrium dextrum kemudian akan mengalirkan darah menuju ke ventriculus dexter melalui valva atrioventricularis dexter atau lebih dikenal dengan valva trikuspidalid.
b.      Ventriculus Dexter
Di antara atrium dan ventriculus baik itu dexter maupun sinister, terdapat suatu bangunan bernama annulus fibrosus. Di dalam annulus fibrosus terdapat suatu pintu penghubung antara atrium dan ventriculus bernama ostium atrioventriculare. Pada ostium atrioventriculare terdapat katub yang disebut valva. Pada dexter, valva ini dinamakan trikuspidalis karena terdiri dari tiga cuspis (daun katub). Sedang pada sinister, valvanya disebut bikuspidalis karena terdiri dari tiga cuspis. Namun di klinis, valva bikuspidalis lebih dikenal dengan sebutan valva mitralis.
Cuspis pada valva atrioventricularis akan berhubungan dengan serabut-serabut bernama chorda tendineae, yang kemudian akan berhubungan dengan suatu susunan otot bernama musculus papillares. Fungsi dari struktur ini adalah untuk mengatur agar katub atrioventrivularis menutup saat ventriculus berkontraksi.
Setelah berada di atrium dextrum, darah akan mengalir menuju ke ventriculus dexter melalui valva trikuspidalis. Ketika ventriculus berkontraksi, darah akan dipompa menuju truncus pulmonalis yang kemudian akan mengalir menuju arteri pulmonalis dan berakhir di pulmo.
Pada truncus pulmonalis terdapat valvula semilunaris pulmonaris, sebuah katub yang mencegah agar aliran darah dari arteri pulmonalis tidak kembali menuju ventriculus dexter.
c.       Atrium Sinistrum
Darah teroksigenasi dari pulmo akan kembali menuju cor melalui empat buah vena pulmonalis, yaitu dua vena pulmonalis dexter dan dua vena pulmonalis sinister.
Struktur dari atrium sinistrum hampir sama dengan atrium dextrum. Antara atrium dextrum dan sinistrum terdapat suatu dinding disebut septum interatriale. Pada fetus, dinding ini terdapat lubang yang disebut foramen ovale. Lubang ini memungkinan darah dari atrium dextrum langsung menuju atrium sinistrum dan beredar ke seluruh tubuh tanpa melalui pulmo, hal ini karena pulmo fetus masih belum berfungsi dan kolaps. Pada neonatus, foramen ini akan menghilang dan meninggalkan jejak berupa dataran yang disebut fossa ovale.Atrium sinistrum mengalirkan darah menuju ventriculus sinister melalui valva mitralis.
d.      Ventriculus Sinister
Ruang terakhir dari cor, dan yang akan mengalirkan darah menuju ke seluruh tubuh. Ventriculus sinister mendapatkan darah teroksigenasi dari atrium sinistrum. Struktur ventriculus sinister mirip dengan ventriculus dexter, namun ventriculus sinister mempunyai ruang yang lebih besar dari ventriculus dexter. Hal ini karena ventriculus sinister akan memompa darah ke peredaran darah sistemik di seluruh tubuh melalui aorta ascendens.Pada aorta terdapat katup juga yang disebut valvula semilunaris aorta. Valvula semiluaris aorta memiliki tiga cuspis, berfungsi agar aliran darah di aorta ascendens tidak kembali ke ventriculus sinister.
2.      Histologi Jantung
Secara umum, ketika kita memotong  dinding cor atau jantung secara melintang, maka akan terlihat struktur umum dari dinding cor. Struktur ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu endocardium, miocardium, dan epicardium. Nama lain dari epicardium adalah visceral pericardium. Pericardium parietal berada di sebelah luar dari epicardium, namun tidak secara langsung. Di antara epicardium dan pericardium terdapat suatu celah yang dinamakan cavitas pericardii.

a.      Endocardium
Merupakan lapisan yang melapisi bagian dalam dari dinding cor.Struktur yang ada pada endocardium adalah lapisan epitel squamous simplex.
b.      Miocardium
Miocardium terdiri dari sel otot jantung , merupakan penyusun utama dari dinding cor. Selain sel otot-sel otot jantung, pada miocardium juga terdapat pembuluh darah dan nervus.

c.       Epicardium
Merupakan lapisan yang melapisi bagian luar dari dinding cor. Terdiri atas dua lapisan, yaitu mesotelium di bagian paling luar, dan jaringan ikat areolar yang menghubungkan epicardium dengan miocardium. Epicardium merupakan membran serosa.
d.      Pericardium
Di sebelalh luar dari epicardium terdapat suatu lapisan lagi. Namun karena lapisan ini tidak secara langsung menyusun dinding cor, maka biasanya tidak dimasukkan dalam lapisan penyusun dinding cor. Lapisan fibrosa ini disebut pericardium. Tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu mesotelium, jaringat ikat areolar, dan jaringan ikat fibrosa. Lapisan antara epicardium dan pericardium disebut cavitas pericardii.

Jaringan Sel otot Jantung
Sel-sel otot jantung satu sama lain akan terhubungkan melalui discus intercalatus. Pada discus intercalatus, sel-sel otot jantung akan dikunci dengan rapat oleh desmosom dan terhubungkan oleh gap junction. Desmosom menghubungakn getaran antar sel dan juga sebagai perantara dari potensial aksi. .
Perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot rangka antara lain sebagai berikut :
a.       Ukuran yang lebih kecil
b.      Nukleus terletak central dan single
c.       Terdapat percabangan atau anastomose
d.      Adanya discus intercalatus

3.      Fisiologi Jantung
Pada satu siklus kontraksi jantung (detak jantung) terlibat dua jenis tipe sel, yaitu sel konduksi dan sel kontraksi. Sel konduksi adalah sel yang mempunyai peranan dalam penghantaran stimulus. Sedangkan sel kontraksi adalah sel yang berperan dalam kontraksi jantung secara keseluruhan.
Setiap detak jantung diawali oleh adanya potensial aksi yang terjadi di suatu pacemaker bernama sinoatrial nodes. Kemudian stimulus ini akan menuju ke atrioventricular nodes melalui jalur internodal. Kemudian dari AV nodes stimulus akan berjalan menuju septum interventriculare dan akan menuju ke sel konduksi, yaitu sel purkinje. Dari sel inilah akan terjadi kontraksi ventriculus.
Sistema Conducens
Sistem konduksi merupakan suatu sistem yang membuat jantung dapat berdetak. Meskipun satu siklusnya sangat singkat, yaitu sekitar 370 ms (milisecond) namun ini merupakan suatu peristiwa yang sangat kompleks.
Elemen dari sistem konduksi antara lain adalah
a.       Sinoatriale Nodes (SA Nodes)
b.      Atrioventriculare Nodes (SA Nodes)
c.       Bundle His dan sel konduksi
d.      Serabut Purkinje dan sel kontraksi

Sinoatriale Nodes (SA Nodes)
Detak jantung tidak dipengaruhi oleh rangsang hormonal dan neuronal, sehingga disebut automaticity atau autorhythmicity. Langkah pertama dari satu kontraksi jantung berasal dari suatu elemen bernama Sinoatriale Nodes.
SA Nodes terletak di dinding atrium dextrum. Stimulus pertama untuk terjadinya kontraksi jantung adalah terjadinya potensial aksi secara reguler di Sinoatriale Nodes. Potensial aksi yang terjadi sendiri ini muncul karena adanya ketidakseimbangan dari resting potential atau potensial istirahat pada sel di SA Nodes. Ketidakseimbangan inflow natrium dan outflow kalium pada resting potensial inilah yang akan menimbulkan depolarisasi, yang akhirnya akan menimbulkan potensial aksi. Tingkat depolarisasi di SA Nodes mencapai 80-100 kali per menit.
Atrioventriculare Nodes (AV Nodes)
Stimulus pada SA Nodes kemudian akan menjalar ke ke segala arah di atrium. Stimulus ini hanya akan menjalar di atrium dan tidak ke ventriculus karena ada skeleton cordis yang akan mem-block stimulus.
Kemudian stimulus tersebut akan menuju ke suatu elemen bernama atrioventrulare Nodes atau AV Nodes melalui internodal pathway. Namun ketika stimulus mencapai AV Nodes terjadi suatu delay selama 100 ms. Adanya delay ini membuat atrium dapat berdetak secara optimal sehingga darah akan masuk ke ventriculus dari atrium.
Bundle His
Setelah stimulus masuk ke AV Nodes makan AV Nodes akan meneruskan stimulus ini menuju ke sel konduksi yang ada di septum interventriculare pars membranacea. Susunan dari sel konduksi ini dinamakan bundle His. Stimulus akan berjalan pada bundle His, dan kemudian akan merangsang serabut purkinje yang merupakan sel kontraksi serta musculus papillares.
Serabut Purkinje
Stimulus oleh bundle his kemudian akan diterima oleh serabut purkinje dan musculus papillares. Rangsangan langsung ke musculus papillares ini penting karena musculus papillares akan menegangkan chorda tendineae sehingga cuspis pada valva atrioventricularis baik yang trikuspidalis ataupun mitralis akan menutup ketika terjadi kontraksi ventriculus. Akibatnya darah tidak akan balik menuju atrium.
Sel-sel purkinje yang menerima rangsang dari bundle his akan berespon cepat. Ini karena ukuran serabut purkinje yang lebih besar dari sel konduksi di bundle his. Arah rangsang di serabut purkinje adalah dari bagian apek menuju ke basis. Ini berarti kontraksi ventriculus pertama kali terjadi di apex lalu menjalar ke basis. Akibat dari kontraksi ini maka darah akan dipompa menuju ke atas, yaitu menuju aorta dan truncus pulmonalis.

4.      Nyeri Dada
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan di klinik. Sebahagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung ataupun penyakit paru yang serius. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai lokasi, penyebaran, lama nyeri serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri dada. Salah satu bentuk nyeri dada yang paling sering ditemukan adalah angina pektoris yang merupakan gejala penyakit jantung koroner dan dapat bersifat progresif serta menyebabkan kematian, sehingga jenis nyeri dada ini memerlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dan penangannan yang serius. Agar diagnosa lebih cepat diarahkan, maka perlu juga lebih dulu mengenal macam – macam jenis nyeri dada yang disebabkan oleh berbagai penyakit lain.
a.    Macam- macam nyeri dada
Ada 2 macam jenis nyeri dada yaitu:
-          Nyeri dada pleuritik
Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam dan seperti ditusuk. Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan berkurang bila menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan. Nyeri berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar, diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat disebakan oleh difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau radang subdiafragmatik; pneumotoraks dan penumomediastinum.
-          Nyeri dada non pleuritik
Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat menyebar ke tempat lain. Plaing sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.
1. Kardial
Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri dada substernal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal sari miokard. Karena rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain. Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah koroner. Pda penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Ada 3 sindrom iskemik yaitu :
FAngina stabil ( Angina klasik, Angina of Effort): Serangan nyeri dada khas yang timbul waktu bekerja. Berlangsung hanya beberapa menit dan menghilang dengan nitrogliserin atau istirahat. Nyeri dada dapat timbul setelah makan, pada udara yang dingin, reaksi simfatis yang berlebihan atau gangguan emosi.
FAngina tak stabil (Angina preinfark, Insufisiensi koroner akut): Jenis Angina ini dicurigai bila penderita telah sering berulang kali mengeluh rasa nyeri di dada yang timbul waktu istirahat atau saat kerja ringan dan berlangsung lebih lama.
FInfark miokard: Iskemik miokard yang berlangsung lebih dari 20-30 menit dapat menyebabkan infark miokard. Nyeri dada berlangsung lebih lama, menjalar ke bahu kiri, lengan dan rahang. Berbeda dengan angina pektoris, timbulnya nyeri dada tidak ada hubungannya dengan aktivitas fisik dan bila tidak diobati berlangsung dalam beberapa jam. Disamping itu juga penderita mengeluh dispea, palpitasi dan berkeringat. Diagnosa ditegakan berdasarkan serioal EKG dan pemeriksa enzym jantung.
Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama. Adanya murmur akhir sistolik dan mid sistolik-click dengan gambaran echokardiogram dapat membantu menegakan diagnosa.
Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.
2.      Perikardikal
Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas diafragma. Nyeri perikardila lokasinya di daerah sternal dan area preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu dan punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada aktu menarik nafas dalam, menelan, miring atau bergerak. Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa nyeri angina. Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.
3.      Aortal
            Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri dada depan yang hebat timbul tiba- tiba atau nyeri interskapuler. Nyeri dada dapat menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan luasnya pendesakan.
4.      Gastrointestinal
            Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan nyeri esofageal. Neri esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke punggung, bahu dan kadang – kadang ke bawah ke bagian dalam lengan sehingga seangat menyerupai nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut distensi gaster kadang–kadang dapat menyebabkan nyeri substernal sehingga mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti terbakar yang sering bersama- sama dengan disfagia dan regurgitasi bila bertambah pada posisi berbaring dan berurang dengan antasid adalah khas untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram, test perfusi asam, esofagoskapi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat membantu menegakan diagnosa.
5.      Muskuloskletal
            Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu exercise. Seperti halnya nyeri pleuritik. Neri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam. Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berpuitar sedangkan nyeri pleuritik biasanya tidak demikian.
6.      Fungsional
          Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati. Gangguan emosi tanpa adanya klealinan objektif dari organ jantung dapat membedakan nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.
7.      Pulmonal
Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal. Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri prekordial yang terjadi pada waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau dinding dada.


Struktur internal jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung.
Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru.
Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.















































a.    Anatomi jantung,
Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di sebelah posterior. Posisi jantung tepat berada di tengah. Namun bagian apexnya terletak di sebelah kiri, sehingga pada waktu berkontraksi kita dapat merabanya pada dada bagian kiri. (Sherwood, 2001)
Jantung terbagi menjadi 2 atrium (atrium dextra dan atrium sinistra) dan 2 ventrikel (ventrikel dextra dan ventrikel sinistra).  Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteria pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung.  Secara anatomi, atrium terpisah terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat meletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot.(Sylvia Prince,2006)
b.   Fisiologi jantung
Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang terpisah yaitu bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri.  Bagian dextra memompa darah dari seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian sinistra memompa darah dari pulmo menuju seluruh tubuh.
Jantung dibagi menjadi 4 ruang. 2 atrium, 2 ventrikel. Diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra ada sekat atrioventrikel (bikuspidal). Sedangkan antara atrium dextra dan ventrikel dextra sekatnya trikuspidal. Diantara 2 belahan jantung agar darah arterial dan venosa tidak tercampur juga ada sekat yang dinamakan septum. (Sherwood, 2001)
c.    Histologi Jantung
Jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium dan terdiri dari 3 tipe otot yang utama, yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot khusus penghantar rangsangan. Otot jantung bergaris-garis dengan pola yang sama dengan pola yang terdapat pada otot rangka yang khas. Otot jantung memiliki miofibril-miofibril yang mengandung aktin dan myosin.
Jantung terdiri dari 2 sinsisium; sinsisium atrium dan sinsisium ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa. (Guyton, et al 2001)
Persyarafan Pada Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler banyak terdapat serabut-serabut saraf sistem saraf otonom yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis.  Keduanya mempunyai efek yang saling berlawanan dalam kerja jantung.  Didalam persyarafan jantung terdapat 2 buah sensor utama yaitu baroreseptor dan kemoreseptor.  Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus.  Fungsinya adalah untuk menghambat aktivitas jantung dan menurunnya tekanan arteria memulai refleks kegiatan jantung.  Sedangkan kemoreseptor terletak dalam badan karotis dan badan aorta. Fungsinya untuk meningkatkan aktifitas jantung dengan adanya rangsangan dari medulla oblongata.
Pusat kardioregulator menerima impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan kemudian meneruskannya ke jantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf parasimpatis (nervous vagus) dan simpatis (nervous kardiak).
Saraf Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis dipersarafi oleh nodus sinoatrialis, otot-otot atrium, dan nodus atrioventrikularis melalui nervous vagus dan meluas sampai ke otot vetrikel.  Saraf parasimpatis bekerja dalam menghambat kerja jantung.  Stimulasi dari serabut ini menyebabkan pelepasan asetilkolin yang memperantarai transmisi impuls saraf pada reseptor jantung.   Respon terhadap stimulasi parasimpatis disebut stimulasi vagal dimana stimulasi ini mampu menurunkan frekuensi denyut jantung sampai benar-benar hilang.
Saraf Simpatis
Serabut saraf simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium, dan pada otot polos pembuluh darah.  Kerja saraf simpatis
menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus atrioventrikularis, dan peningkatan kontraksi miokardium, dan  vasodilatasi.
Saraf simpatis dan parasimpatis bekerja bersama dalam menstabilkan tekanan darah arteria dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh.  Rangsangan pada saraf simpatis dan dengan hambatan pada saraf parasimpatis dapat meningkatkan curah jantung dan tekanan arteria.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar