9.20.2013

Usman Bin Affan



Keunikan Utsman bin Affan terletak pada kelembutan dan sifat pemalunya. Ia adalah seorag sahabat yang sangat lembut dan pemalu. 

Syaikh Khalid Muhammad Khalid dalam kitabnya Rijal Hawla ar-Rasul mengatakan, “Utsman memiliki banyak watak yang penuh dengan kebaikan dan harga diri. Dari pribadinya memancar bau semerbak kasih sayang dimanapun Anda menjumpainya.”


Kasih sayang yang tersebar dalam kehidupannya seperti air yang mengalir dalam batang yang hijau. Kita dapati kasih sayangnya menjadi pelita seluruh hidupnya. Kasih sayang telah meresap dalam hidup dan tingkah lakunya, kesetiaannya terhadap kasih sayang jauh lebih kuat disbanding hidup tanpa mendapatkan tempat dibarisan terdepan dari orang-orang yang penyayang dan sholeh. Ia seorang yang taat kepada Allah dan penyayang.

Ia suka berpuasa disiang hari, shalat dimalam hari, dan hatinya memancarkan kasih sayang.

Utsman berkata dalam dirinya, “Aku tidak pernah berzina maupun mensuri, baik dimasa jahiliyah maupun dimasa Islam.” Adakah diantara kita yang memiliki sejarah yang begitu bersih dan jernih sebagaimana Utsman? Ketika turun firman Allah swt. “Ataukah orang yang beribadah diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharap rahmat Tuhannya?

Katakanlah, Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orag yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yag menerima pelajaran.” (QS. Az-Azumar: 9) Abdullah Umar berkata ia adalah Utsman.”
Di masa jahiliyah Utsman bin Affan adalah seorang yang terpandang dan dimuliakan oleh kaumnya. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. Karena itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya. Ia tidak pernah sujud kepada sebuah patung pun, tidak pula berbuat keji, tidak pernah meminum khamar baik sebelum maupun setelah Islam. Utsman bercerita, “Aku tidak pernah bernyanyi, tidak pula panjang angan-angan, aku pun tidak pernah menyentuh dzakarku dengan tangan kananku setelah aku gunakan tangan itu untuk membai’at Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, aku tidak pernah minum khamar di masa jahiliah maupun setelah Islam.”

1.      Muhajir 
Dari Anas, ia berkata,"Yang pertama melakukan hijrah dari kaum Muslimin ke Habasyah dengan keluarganya adalah Utsman bin Affan, kemudian Nabi saw bersabda, "Allah menyertai keduanya, bahwasanya Utsman yang pertama melakukan hijrah kepada Allah dengan keluarganya setelah Nabi Luth." (HR Ath-Thabrani).

Hijrahnya Utsman bin Affan kepada Allah ini bukanlah sekedar hijrah dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, karena hijrah yang sesungguhnya ia lakukan ialah ketika ia masuk Islam. Ia berhijrah dari lingkungan kesenangan dan kekayaan yang melimpah dan kedudukan yang sangat tinggi di kalangan kaum Quraisy lalu berhijrah kepada Allah dengan meninggalkan semua itu. 

Hal ini ia lakukan bukan pada saat Islam sudah menjadi agama yang sangat besar, tetapi ketika umat Islam masih sedikit dan dalam keadaan kesulitan dan mendapat penganiayaan.

2.      Sangat Pemalu
Rasulullah saw bersabda, "Yang paling pengasih di antara umatku adalah Abu Bakar, yang paling keras dalam agama Allah adalah Umar, dan yang paling pemalu adalah Utsman..." (HR At-Tirmidzi).

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
3.      Dermawan
Di masa mudanya, ia telah menjadi seorang pedagang yang kaya dan dermawan. 
Utsman berasal dari strata sosial dan ekonomi tinggi yang pertama-tama memeluk Islam. Ia memiliki kepribadian yang baik. Bahkan sebelum memeluk Islam, Utsman terkenal dengan kejujuran dan integritasnya.

Kepribadian Utsman benar-benar merupakan gambaran dari akhlak yang baik menurut Islam (akhlakul karimah). Ia jujur, dermawan, dan baik hati. Rasulullah Saw mencintai Utsman karena akhlaknya.
Contoh sifat kedermawan yang dilakukan Usman untuk perjuangan Islam adalah sebagai berikut :
1. Usman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham, dan kemudian mewakafkannya untuk kepentingan umum. 
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah disekitarnya. 
3. Mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang Tabuk. 
4. Thalhah bin Ubaidillah berutang kepada Usman bin Affan untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Ketika hendak membayar utangnya, Usman bin Affan menolaknya dan menyedekahkan utang tersebut kepada Thalhah. 

Diantara sifat-sifat kepemimpinan yang dimilikinya yaitu: 
1. Menjalankan Al-Qur’ an dan As-Sunnah. 
Telah diriwayatkan dari berbagai jalur bahwa beliau pernah shalat dengan mambaca semua al-Qur’an pada satu rakaat di kamar al-Aswad pada musim haji. Dan ini adalah ketekunan beliau. Kami telah meriwayatkan dari Ibnu Umar ra. bahwa ia berkata tentang Firman Allah SWT. , ” (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya.” (Az-ZUmar ra.: 9).

Kemudian satu hal yang tidak boleh dilupakan – yang menambah kemuliaan sahabat Utsman, beliau adalah seorang mu’alim yang cinta kepada Alquran. Kecintaannya terhadap Alquran telah membuahkan hasil yang senantiasa dikenang hingga hari kiamat, peristiwa pengumpulan Alquran dan penyeragaman bacaan adalah bukti nyata bagi seorang yang mau merenunginya. Beliaulah sahabat yang telah meriwayatkan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.”
Dan suatu hari Utsman memanggil orang-orang, lalu berwudhu di hadapan mereka, kemudian beliau mengatakan, “Barang siapa yang berwudhu semisal wudhuku ini lalu shalat dua rakaat dan tidak berbincang-bincang di dalamnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

2. Teguh pendirian. 

4. Lemah lembut dan sopan santun, bahkan terhadap lawannya. 

5. Bertanggung jawab. 
Adapun mengenai larinya beliau dari perang Uhud sesungguhnya ia telah mendapat ampunan dari Allah SWT., ia tidak dapat ikut serta dalam perang Badar karena ia sedang disibukkan mengurus istri beliau yakni putri Rasulullah saw. yang sedang sakit dan Rasulullah saw. bersabda kepadanya, ‘Sesungguhnya engkau mendapatkan pahala seorang yang ikut serta dalam perang Badar dan engkau juga mendapatkan bagian pada harta rampasannya.‘
Adapun ketidak ikutsertaan beliau pada Bai’at Ridhwan, kalaulah sekiranya ada seorang yang lebih terhormat di Kota Makkah selain Utsman tentunya Rasulullah saw akan menggantikan Utsman dengan orang tersebut. Namun Rasulullah saw. tetap mengirimkan Utsman ke Makkah dan Bai’at Ridhwan terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah, Rasulullah saw. mengisya-ratkan dengan tangan kanannya seraya bersabda, ‘Ini adalah tangan Utsman.’ Lantas menepukkannya dengan tangan beliau dan bersabda, ‘Ini adalah bai’at Utsman.’ Ibnu Umar ra. berkata kepada lelaki itu, ‘Nah bawalah berita ini karena sekarang engkau sudah tahu’.”

6. Bersikap Adil. 
7. Berani mengambil keputusan. 
8. Pandai memilih bawahannya yang kompeten. 
9. Aspiratif terhadap pendapat rakyatnya. 
10. dan lain-lain. 

Prestasi yang diraihnya sebagai hasil dari kepemimpinannya yang handal seperti : 
• Menaklukan Syria dan mengangkat Muawiyah sebagai gubernur di sana. 
• Menaklukan Afrika Utara dan mengangkat Amr ibnul¬-`Ash menjadi gubernur di wilayah tersebut. 
• Menaklukan daerah Arjan dan Persia. 
• Menaklukan Khurasan dan Nashabur di Iran.
• Membukukan Al-Qur`an ke dalam bentuk baku yang seragam sehingga tidak ada perselisihan lagi. Mushaf yang dibakukan ini dikenal dengan Mushaf Usmani dan dipakai hingga sekarang.
• Setiap hari Jumat beliau memerdekakan seorang budak (bila ada). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar