LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 3 BLOK DENTOMAKSILOFASIAL 1
GENAP 2012-2013
Oleh :
Trianike Nor Aini
(Nim:121610101002)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2013
INFEKSI VIRUS
1.
Herpes
zoster (shingles)

herpes zoster adalah salah satu
penyakit kulit (radang kulit) disebabkan oleh virus Varisella zoster dan
memiliki sifat yang khas yaitu terdapat vesikel yang tersusun berkelompok
sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan biasanya
unilateral.
·
Patogenesis
Masa tunasnya 7-12 hari masa aktif penyakit
berupa lesi baru dan yang tetap timbul berlangsung kira-kira 1-2 minggu virus
berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion kronialis.
Lokasi kelainan kulit sekitar daerah
persyarafan ganglion kadang-kadang virus menyerang gangguan arterior bagian
motorik kranolis sehingga memberikan gejala gangguan motorik.
·
Gejala
ü Pada tahap prodromal
ditemukan rasa sakit seperti terbakar, letaknya di dalam, parah dan bersifat
unilateral gejala prodromal terjadi beberapa hari sebelum daerah berwarna merah
dan vesikel timbul.
ü Vesikel pecah dan
membentuk krusta dikulit, tetapi dalam mulut membentuk ulserasi dangkal.
Vesikel dan ulserasi terletak unilateral di sepajang distribusi saraf sensoris.
ü Pasien mengalami demam
dan terlihat kurang sehat.
ü Bila melibatkan rongga
mulut, akan timbul rasa sakit dan kesulitan saat menelan.
·
Tanda
ü Bila yang terlibat
adalah divisi maksilaris, palatum durum dan palatum molle akan terkena dan
bersifat unilateral.
ü Bila divisi ophthalmicus
yang terlibat (herpes Gasserian), akan berkembang ulserasi kornea yang
berbahaya.
ü Distribusi lesi yang
bersifat unilateral disepanjang distribusi anatomi dermatom merupakan ciri khas
herpes zoster.
ü Kelompok vesikel
berdinding tipis, ataupun ulserasi yang bersifat unilateral (intraoral),
berhenti dengan tegas di daerah garis tengah.
2.
Herpes
simplex
·
Disebabkan
virus herpes simplex
Tipe:
ü Tipe 1 : menyerang
rongga mulut, pharyng.
ü Tipe 2 : menyerang
genitalia, kulit.
·
Penularan
: kontak langsung pada fase vesikula
Herpes simplex primer
·
Etiologi
: virus herpes simplex tipe 1

·
Gejala
prodromal : malaise, letih, dan nyeri tenggorokan.
·
Gejala
klinis:
Infeksi herpes primer HSV-1 paling sering terjadi dalam mulut,
biasanya pada anak-anak antara umur 6 bulan dan 6 tahun. Gejala pada
saat seseorang menderita herpes oral, luka atau lepuhan dapat muncul di bibir
atau di sekitar mulut. Luka ini mungkin juga muncul di dalam mulut, tapi ini
biasanya hanya terjadi pada saat pertama kali gejalanya muncul.
ü Pada mulanya gingiva
menjadi merah dan bengkak, mulut perih, dan dalam beberapa hari vesikula
tampak, yang berlanjut menjadi ulkus.
ü Lesi ini dapat
ditemukan diseluruh permukaan mukosa mulut, tetapi paling sering di daerah
anterior rongga mulut
ü Terjadi deman dan
limfadenopati
ü Lesi sembuh secara
spontan dalam 1- 2 minggu
ü Masa inkubasi umumnya
4 hingga 5 hari kemudian gejala diawali dengan demam.
ü Pasien dapat merasa rasa sakit, panas dan
perih atau gatal terutama pada saat makan dan minum.
ü Oral: mulut sakit,
vesikula pecah menjadi ulser dangkal, permukaan kasar, sakit, tepi kemerahan
ukuran bervariasi tunggal/multiple(sering), tertutup fibrin putih.
·
Pemeriksaan
penunjang laboratorium:
ü Isolasi virus
ü Sitologi
3.
Herpes
labialis

Dikenal sebagai fever blister / cold sore. Disebabkan oleh virus
herpes hominis tipe 1.
Herpes labialis adalah lesi/ luka yang terdapat pada wajah di sekeliling
bibir dan dalam satu bagian.Herpes labialis adalah penyakit yang cepat menular,
jika kontak langsung dengan penderita. Penyakit ini kebanyakan menular pada
awal 3-4 hari, luka akan berangsur pulih dalam 3-7 hari.
·
Gejala
klinis:
ü Herpes labialis
dimulai dengan rasa gatal dari tempat yang terkena. Dalam 12 jam timbul vesikel
dan vesikel tersebut akan pecah membentuk krusta Dallam 36-48 jam. Pada umumnya
krusta akan hilang dan lesi sembuh pada hari ke-8 dan ke-10. Panas dan limfa
denopati dapat timbul sebelum adanya vesikel.
ü Erupsi vesikel pada
kulit didekat atau pada tepi merah bibir.
ü Rasa terbakar dan rasa
agak gatal
ü Vesikula pecah, ulser
sakit, terdapat lesi oral palatum durum mukosa bukal.
ü
Kesemutan pada wilayah bibir.
ü
Luka kecil (lecet) pada bibir
dan mulut yang tidak terlalu besar, kulit terkelupas, dan timbul kerak yang
berlebihan.
ü
Rasa gatal dan iritasi pada
daerah bibir dan mulut.
ü
Rasa sakit/ nyeri pada daerah bibir dan mulut.
·
Pemeriksaan
penunjang laboratorium:
ü Tes laboratorium
dengan fluorescent antigen herpes simplex.
4.
Herpangina

·
Gejala:
ü Rasa Sakit/Nyeri –
Leher
ü Tukak – Mulut
ü Rasa Pegal –
Tenggorokan
ü Nyeri Menelan
ü Kehilangan nafsu makan
ü Sakit kepala
ü Melepuh – Mulut
ü Malaise
ü Radang tenggorokan,
demam, rasa tidak enak badan
·
Tanda:
ü Suhu tubuh meningkat
disertai lymfadenopathy
ü Walaupun jarang, dapat
terjadi pembengkakan kelenjar saliva seperti pada penyakit mumps. Untuk
menentukan diagnosis tetapnya diperlukan pemeriksaan laboratorium.
ü Lokasi – vesikel dan
ulserasi multiple ditemukan di palatum molle dan tonsil
ü Ukuran – kecil 1-2 mm
ü Bentuk – bulat dan
dangkal
ü Mukosa sekitarnya
berwarna merah dan meradang
5.
Hand, foot, mouth disease.

·
Penyakit Hand, Foot and
Mouth Disease adalah salah satu jenis flu yang dapat menimbulkan kematian
yang disebabkan oleh coxackie virus. Flu ini dapat menimbulkan radang otak jika
penderitanya terkena virus yang memiliki virulensi tinggi. Ditemukan vesikel pada
tangan dan kaki, selain ulserasi yang ditemukan di mulut.
·
Gejala:
ü Mukosa mulut terasa sakit
dan ada nyeri tekan
ü Batuk,
pilek, demam
ü Setelah anak
menderita demam 2-3 hari, akan muncul ruam merah dan lesi di sekitar mulut,
lidah, tenggorokan, dan pipi
ü makan dan menelan
menambah rasa kurang nyaman
ü lokasi – ulserasi
multiple di lidah, mukosa bukal, damn palatum durum
ü ukuran – kecil, 1-2
mm, bulat dan dangkal
ü mukosa sekitarnya
berwarna merah dan meradang
ü ditemukan lesi berupa
macula dan vesikula di tangan dan kaki. Tungkai dan lengan juga dapat terkena
6.
Measles (Rubeola)

Campak, rubeola, atau measles
adalah penyakit infeksi yang sejak awal sudah masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak
disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah
dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya
ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak
diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang
bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi
yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum
mendapatkan imunisasi kedua.
·
Patogenesis

Menempel dan
berkembang biak pada epitel nasofaring.
Tiga hari setelah invasi

Virus menyebar pada
semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari
dari infeksi awal.
Adanya giant
cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat
peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar
pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk,
pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin
lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada
hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber
infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak
juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis.
Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan
menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan
hiperpigmentasi.
·
Gejala:
ü Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi, yaitu berupa:
-
Panas badan
-
nyeri tenggorokan
-
hidung meler ( Coryza
)
-
batuk ( Cough )
-
Bercak Koplik
-
nyeri otot
-
mata merah (
conjuctivitis )
ü 2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul
3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam
kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada
awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di
leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
ü Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit,
ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu
tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera
menghilang.
ü Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak
ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
7.
Mumps

Penyakit Gondongan (Mumps atau
Parotitis) adalah penyakit menular dimana sesorang
terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar
parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada
leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
·
Gejala:
ü Pada tahap awal (1-2 hari) : demam (suhu badan 38.5 – 40
derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri
rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang
(sulit membuka mulut).
ü Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah
telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar
kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
ü Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian
berangsur mengempis.
ü Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang
(submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik
adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui
aliran darah.
8.
Mononucleosis

Infeksi
Mononucleosis adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr
(EBV). Virus ini menyebar melalui air liur (alasan itu kadang-kadang dikenal
sebagai penyakit mencium), dan dalam kasus yang jarang terjadi melalui
transfusi darah. Infeksi Mononucleosis sebagian besar didiagnosis pada remaja
dan dewasa muda, terutama di kelompok usia 15 sampai 17.
·
Gejala:
Ketika dalam tahap awal gejala Mononucleosis dapat
mencakup satu atau lebih hal berikut.
ü Mendadak kehilangan nafsu makan
ü Mendadak kekurangan energi
ü Kedinginan
ü Mata bengkak dan bengkak
Gejala awal ini berlangsung dari 1 sampai 3 hari setelah
gejala lebih jelas berikut muncul.
ü Sakit tenggorokan parah
ü Demam tinggi
ü Pembengkakan kelenjar getah bening leher
Biasanya sakit tenggorokan begitu parah sehingga orang
tersebut dipaksa untuk mengunjungi dokter.
·
Tanda:
ü Sangat tenggorokan merah
ü Sangat merah amandel atau tonsil memiliki lapisan putih
ü Pembengkakan kelenjar getah bening leher
ü Hampir setengah dari mereka yang menderita Infeksi
Mononucleosis akan memiliki pembesaran limpa atau bengkak
ü Dalam beberapa kasus hati dapat diperbesar
ü Ikterus ringan
ü Beberapa akan mendapatkan ruam merah seperti pada campak
di seluruh tubuh
ü Sakit kepala
ü Mendadak kehilangan nafsu makan
ü Depresi
ü Pusing
ü Batuk kering menjengkelkan
ü Kelemahan
ü Tubuh nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Birnbaum, Warren. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut : Petunjuk bagi Klinisi/Penulis.
Jakarta : EGC
Soeparman, dkk. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit Universitas
Indonesia.
Stawiski MA. Infeksi Kulit. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC,
1995;1291.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar